Ramadan merupakan bulan yang di
dalamnya banyak mengandung kegiatan-kegiatan yang tidak biasa dilakukan pada
hari biasa. Salah satunya adalah berbuka puasa, sahur, tarawih, tadarusan,
ngabuburit, dan lain sebagainya. “Berbukalah dengan yang manis-manis”, begitulah
ucapan yang sering kita dengar saat bulan puasa Ramadan tiba. Menu berbuka
puasa yang manis dan juga berkuah santan masih menjadi menu favorit masyarakat
Indonesia. Aneka menu hidangan berbuka puasa banyak disajikan di bazar Ramadan
mulai dari makanan goreng-gorengan, makanan dengan cita rasa manis, asin,
hingga pedas, tak lupa juga makanan yang mengandung kuah santan.
Pada sebagian orang, saat berbuka
puasa ada yang tetap makan pada porsinya. Namun, ada pula yang makan dua kali
lipat dari porsi biasanya. Mereka yang tetap makan pada porsinya berpikir bahwa
di dalam bulan Ramadan ataupun hari biasa sama saja, mungkin hanya waktu
makannya saja yang berbeda. Sedangkan bagi yang makan dua kali lipat dari porsi
biasanya berpikir bahwa kita harus makan dua kali lipat karena sudah berpuasa
atau tidak makan seharian. Sangat jarang terlihat orang-orang pada saat berbuka
puasa tetap makan makanan yang sehat, pada kenyataannya banyak orang-orang yang
makan makanan yang berkolesterol tinggi seperti gorengan, makanan cepat saji,
dan makanan yang mengandung santan karena terlihat lebih menggiurkan dibanding
makanan yang sehat.
Kolesterol merupakan sejenis zat
lemak yang terdapat di aliran darah. Sebenarnya, tubuh memerlukan zat ini agar
organ-organ di dalamnya berfungsi dengan baik. Namun jika kita mengonsumsinya
tidak sesuai dengan kadar yang sudah ditentukan, maka hal ini bisa menimbulkan
berbagai gangguan kesehatan. Orang yang sering mengonsumsi makanan yang
berkolesterol tinggi dan tidak diimbangi dengan berolahraga yang teratur dapat
menyebabkan gangguan kesehatan pada tubuh seperti serangan jantung, stroke, dan
gangguan ginjal.
Batas kadar kolesterol dalam darah
sendiri normalnya, yaitu sekitar kurang dari
<200 mg/dL. Apabila melebihi batas tersebut, maka seseorang bisa
dikatakan hiperkolesterolemia, merupakan suatu kondisi salah satu gangguan
metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total dalam
darah. (Balitbangkes, 2013;2018; WHO, 2019). Prevalensi hiperkolesterolemia di
dunia ada sekitar 45%, di Asia Tenggara ada sekitar 30%, dan di Indonesia
sendiri ada sekitar 35% (Kemenkes RI, 2017; Balitbangkes, 2013;WHO, 2019).
Untuk itu, kita harus tetap menjaga
kadar kolesterol di tubuh kita agar tidak berisiko terkena penyakit tersebut. Cara
yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal-hal tersebut, yaitu dengan mengatur
pola makan kita. Kita harus memperbanyak makan sayuran, buah, dan mengonsumsi
air putih yang cukup untuk mengimbanginya. Selain itu, kita juga harus
mengimbanginya dengan berolahraga secara teratur.
Walaupun ini bulan puasa, tetapi
kita juga harus meluangkan waktu untuk berolahraga. Meski durasinya tidak
terlalu lama, yang terpenting kita melakukannya dengan teratur. Itulah beberapa
cara yang bisa kita lakukan agar tidak terjadi peningkatan kadar kolesterol
dalam darah di bulan Ramadan ini. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Penulis :
-
Happy Ayuning Rizky
-
Putri
-
Zahrotu Mawahdah
Komentar
Posting Komentar